19 Maret 2010

Berkata Tanpa Ilmu

Alloh berfirman :
وأن تقولوا على الله مالا تعلمون

“Dan mengatakan terhadap Alloh apa yang tidak kamu ketahui.” [QS. Al-Baqoroh : 169]

Berbicara atas nama Alloh tanpa didasari ilmu termasuk di dalamnya berbicara tentang asma, sifat, syari’at dan agama-Nya.

Dalam hadits Abu Hurairoh diriwayatkan secara marfu’ :
من أفتى بفتيا غير ثبت فانما اثمه على من أفتاه

“Barangsiapa berfatwa tentang sesuatu tanpa dasar, maka dosanya dipikul bagi yang berfatwa.”

Az-Zuhri meriwayatkan dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata, “Rasululloh mendengar suatu kaum yang sedang memperdebatkan Al-Qur’an. Kemudian beliau bersabda (yang artinya),
“Sesungguhnya yang menyebabkan binasanya umat sebelum kalian adalah karena perbuatan semacam ini. Mereka membenturkan sebagian dari kitab Alloh dengan sebagian yang lain. Sesungguhnya kitab Alloh ini diturunkan sebagian membenarkan sebagian yang lain, tiada bagian yang mendustakan bagian lainnya. Apa-apa yang engkau pahami darinya katakanlah dan yang belum engkau mengerti maka serahkanlah kepada ahlinya.”


Nabi memerintahkan kepada orang yang tidak paham tentang kitab Alloh untuk bertanya kepada yang memahaminya, tidak boleh memaksakan diri untuk berkata dengan apa yang tidak diketahunya.

Dari Mujahid, dari ‘Aisyah, ketika telah datang udzurnya (menjelang wafatnya), Abu Bakar mencium kepalanya. Saya (‘Aisyah ) berkata, “ Bukankah engkau telah memintakan ma’af kepada Nabi untukku ?” Maka beliau berkata : “ Langit mana yang akan menaungiku dan bumi mana yang akan menopangku apabila aku membicarakan sesuatu yang tidak aku ketahui.”

Diriwayatkan oleh Ayyub dari Ibnu Abi Malikah berkata, “ Abu Bakar Ash-Shidiq ditanya tentang sebuah ayat, maka beliau menjawab, “ Langit mana yang akan aku pijak dan kemana pula aku hendak pergi ? Apa yang akan aku perbuat apabila aku mengucapkan sesuatu tentang kitab Alloh yang tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh-NYA.”

Ali bin Abi Tholib berkata, “ Sungguh menyejukkan hatiku,” tiga kali. Mereka bertanya, Apa itu wahai Amirul Mukminin?” Beliau menjawab, “ Yaitu seseorang yang ditanya tentang sesuatu yang tidak dia ketahui lalu dia menjawab “ Allohu a’lam “.

Telah shahih dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud, “ Barangsiapa menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan kepadanya oleh manusia, maka ia adalah orang gila.”
Ibnu Wahhab berkata : “ Malik berkata kepadaku agar tidak banyak menjawab pertanyaan, “ Wahai Abdulloh, yang engkau ketahui katakanlah dan janganlah engkau mengalungkan kalung keburukan pada manusia.”
Malik berkata, “ Di antara tanda kepandaian seorang alim adalah dia berkata “ AKU TIDAK TAHU “, karena hal itu bisa jadi lebih mendatangkan kebaikan baginya.” Wallahu a’lam


Selengkapnya...

02 Januari 2010

Tabligh Akbar Syaikh Abdur Rozzaq al Badr

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hadirilah Tabligh Akbar bersama Syaikh
Prof.Dr.Abdur Rozzaq Bin Abdul Muhsin Al Badr حفظه االله
(Dosen Ilmu Aqidah Program Pasca Sarjana di Fakultas Aqidah & Ushuluddin Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia)


Insya Allah akan diselenggarakan dengan informasi sebagai berikut :

Tema : أسباب السعادة Sebab-sebab Datangnya Kebahagiaan
Penerjemah : ustadz Firanda Andirja Lc
Waktu : Ahad 1 Shafar 1431 H /17 januari 2010
Jam : 9.00 – Dzuhur
Tempat : Masjid Istiqlal Jakarta

Kajian Terbuka untuk Umum bagi kaum Muslimin dan Muslimat

informasi : (021) 70736543, 08121055891, 085284077968,08161182781

Ajaklah seluruh keluarga,handai taulan serta karib kerabat anda.
Acara ini diselenggarakan oleh Radio Rodja 756 AM
جزاكم الله خيرا

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Selengkapnya...

13 Desember 2009

Jadwal Kajian di Boyolali

Jadwal Kajian Sebagian Ahlus Sunnah wal Jama'ah di Boyolali

* Masjid Agung Boyolali
(Masjid Kabupaten)

Pemateri:

1. Ustadz Wahyuddin bakhtiar, SPdI. (Staff pengajar ponpes islam Al-Irsyad Tengaran, Salatiga)

2. Ustadz Tauhiddin ali rusdi sahal al-atsary (Mahasiswa S1 Al-Madinah International University & staff pengajar ponpes islam Al-Irsyad Tengaran)

3. Ustadz Mahful Safaruddin, Lc.

Waktu: Setiap hari ahad pagi
Jam: 10.00- dhuhur, insyaAlloh.





NB: Kajian terbuka untuk umum dan gratis
Selengkapnya...

21 Desember 2008

Karanganyar, 25 Januari 2009

Hadirilah Kajian Umum dan Bedah Buku

Panduan Lengkap Nikah

Pembahasan tuntas mengenai hukum-hukum seputar pernikahan menurut Alqur'an dan AsSunnah




Pembicara: Ustadz Abu Zubair Al-Hawary




Hari/tanggal: Ahad 25 Januari 2009

Jam: 08.00 pagi - selesai

Tempat: Masjid Raya Karang Anyar, Surakarta, Jawa Tengah

InsyaAlloh

Selengkapnya...

30 November 2008

Hisyad FM

Alhamdulillah saat ini kaum muslimin di salatiga dan sekitarnya dapat mendengarkan radio islami yang bermanhaj salaf di 87,7FM.

Kajian-kajian islam dapat di dengarkan di radio ini yang insyaAlloh berlandaskan Al-Quran dan Sunnah menurut pemahaman salafus sholih.

Hidayah al-irsyad FM atau yang disingkat Hisyad FM adalah radio dakwah yang disiarkan dari ma'had al-irsyad di desa butuh, kecamatan tengaran.

Kritik dan saran bisa menghubungi Hisyad FM di 085781337227
Selengkapnya...

14 November 2008

Yogyakarta, 30 November 2008

Hadirilah bedah buku:

Mencari Kunci Rizki yang Hilang


Bersama: ustadz Zainal Abidin, Lc

Hari & Tanggal: Ahad, 30 November 2008/ 2 Dzulhijjah 1429 H

Waktu: Pukul 08.00 - Selesai insyaAlloh

Tempat: Masjid Kampus UGM



DAUROH LANJUTAN

1. Penjelasan Hadits Haritsah

Pemateri: Ustadz Zainal Abidin, Lc

Hari & Tanggal: Sabtu, 29 November 2008/ 1 Dzulhijjah 1429 H

Waktu: 16.00-17.00

Tempat: Ma'had Jamilurrahman As Salafy - Sawo, Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. (Selatan terminal Giwangan, perempatan Grojogan belok ke timur -/+ 750 m)


2. Mendidik Generasi Muslim Robbani Sesuai Syari'at Islam

Pemateri: Ustadz Zainal Abidin, Lc

Hari & Tanggal: Sabtu, 29 November 2008/ 1 Dzulhijjah 1429 H

Waktu: 19.30 - 21.00

Tempat: Islamic Centre Bin Baz - Jl. Wonosari km 10 Karanggayam Sitimulyo, Piyungan, Yogyakarta (Perempatan setelah Kidz Fun, belok ke selatan sampai SMA 1 Piyungan)


Nb: Terbuka untuk umum ikhwan dan akhwat
Selengkapnya...

10 November 2008

Pengertian Sunnah

Sunnah secara bahasa adalah Thoriqoh dan Siroh (jalan, perjalanan hidup). Para ulama ahli bahasa berbeda pendapat apakah arti sunnah itu terbatas pada jalan yang baik saja ataukah mencakup jalan yang baik dan yang buruk?
Pendapat yang benar sunnah secara bahasa adalah jalan yang baik atau buruk. Di antara dalilnya yaitu sabda Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam
yang artinya:

"Barangsiapa yang mencontohkan dalam Islam sunnah yang baik, maka bagi dia pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya. Barangsiapa yang mencontohkan sunnah yang jelek, maka atasnya dosa dan dosa orang yang mengerjakannya." (HR. Muslim)

Adapun pengertian sunnah menurut istilah ada 3 pengertian:

1. Menurut istilah ahli hadits
Sunnah adalah apa yang disandarkan kepada Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam baik berupa ucapan, perbuatan, ketetapan atau sifat, baik fisik, akhlaq maupun perjalanan hidup, sebelum diangkat menjadi nabi atau sesudahnya.

2. Menurut istilah ahli ushul
sunnah adalah diungkapkan untuk setiap perkara yang dinukil dari Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam yang tidak terdapat pada Al-Qur'an, tetapi diungkapkan oleh Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam, baik sebagai penjelasan bagi al-Qur'an maupun tidak.

3. Menurut istilah ahli fiqih
sunnah adalah setiap perkara bukan wajib, dikatakan sesuatu itu sunnah yaitu bukan fardhu atau wajib, dan tidak pula harom atau makruh.

Adapun pengertian sunnah menurut kalangan salaf adalah setiap perkara yang sejalan dengan Kitabulloh dan sunnah Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam serta para sahabatnya baik perkara i'tikad maupun ibadah. Dan lawan dari sunnah adalah bid'ah.

Seseorang dikatakan berada di atas sunnah, jika amalan-amalannya sejalan dengan Kitabulloh dan sunnah Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam.
Seseorang dikatakan di atas bid'ah, jika amalannya menyelisihi Al-Qur'an dan As-Sunnah atau salah satunya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh berkata:
"Istilah sunnah menurut ungkapan salaf mencakup sunnah dalam ibadah maupun i'tiqod, walaupun kebanyakan para penulis tentang sunnah menggunakannya untuk perkara-perkara i'tiqod.
Beliau rohimahulloh berkata:
"As-Sunnah adalah pedoman yang Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam berada di atasnya berupa keyakinan, maksud, ucapan dan amalan."

Ibnu Rojab rohimahulloh berkata, "Kebanyakan para ulama mutaakhirin mengkhususkan sunnah pada perkara yang berkaitan dengan i'tiqod, karena itu merupakan pokok agama dan yang menyelisihinya berada dalam bahaya yang besar."

Lafazh sunnah jika diungkapkan dalam bab i'tiqod, maka yang dimaksud adalah agama secara sempurna, tidak sebagaimana yang diistilahkan oleh ahli hadits, ahli ushul atau ahli fiqih.

Ibnu Rojab menambahkan, "As-Sunnah adalah jalan yang ditempuh, mencakup: berpegang dengan pedoman yang ditempuh Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam dan para kholifahnya yang rosyidin, baik berupa i'tiqod, amalan maupun ucapan."

Selengkapnya...