Alloh berfirman :
وأن تقولوا على الله مالا تعلمون
“Dan mengatakan terhadap Alloh apa yang tidak kamu ketahui.” [QS. Al-Baqoroh : 169]
Berbicara atas nama Alloh tanpa didasari ilmu termasuk di dalamnya berbicara tentang asma, sifat, syari’at dan agama-Nya.
Dalam hadits Abu Hurairoh diriwayatkan secara marfu’ :
من أفتى بفتيا غير ثبت فانما اثمه على من أفتاه
“Barangsiapa berfatwa tentang sesuatu tanpa dasar, maka dosanya dipikul bagi yang berfatwa.”
Az-Zuhri meriwayatkan dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata, “Rasululloh mendengar suatu kaum yang sedang memperdebatkan Al-Qur’an. Kemudian beliau bersabda (yang artinya),
“Sesungguhnya yang menyebabkan binasanya umat sebelum kalian adalah karena perbuatan semacam ini. Mereka membenturkan sebagian dari kitab Alloh dengan sebagian yang lain. Sesungguhnya kitab Alloh ini diturunkan sebagian membenarkan sebagian yang lain, tiada bagian yang mendustakan bagian lainnya. Apa-apa yang engkau pahami darinya katakanlah dan yang belum engkau mengerti maka serahkanlah kepada ahlinya.”
Nabi memerintahkan kepada orang yang tidak paham tentang kitab Alloh untuk bertanya kepada yang memahaminya, tidak boleh memaksakan diri untuk berkata dengan apa yang tidak diketahunya.
Dari Mujahid, dari ‘Aisyah, ketika telah datang udzurnya (menjelang wafatnya), Abu Bakar mencium kepalanya. Saya (‘Aisyah ) berkata, “ Bukankah engkau telah memintakan ma’af kepada Nabi untukku ?” Maka beliau berkata : “ Langit mana yang akan menaungiku dan bumi mana yang akan menopangku apabila aku membicarakan sesuatu yang tidak aku ketahui.”
Diriwayatkan oleh Ayyub dari Ibnu Abi Malikah berkata, “ Abu Bakar Ash-Shidiq ditanya tentang sebuah ayat, maka beliau menjawab, “ Langit mana yang akan aku pijak dan kemana pula aku hendak pergi ? Apa yang akan aku perbuat apabila aku mengucapkan sesuatu tentang kitab Alloh yang tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh-NYA.”
Ali bin Abi Tholib berkata, “ Sungguh menyejukkan hatiku,” tiga kali. Mereka bertanya, Apa itu wahai Amirul Mukminin?” Beliau menjawab, “ Yaitu seseorang yang ditanya tentang sesuatu yang tidak dia ketahui lalu dia menjawab “ Allohu a’lam “.
Telah shahih dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud, “ Barangsiapa menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan kepadanya oleh manusia, maka ia adalah orang gila.”
Ibnu Wahhab berkata : “ Malik berkata kepadaku agar tidak banyak menjawab pertanyaan, “ Wahai Abdulloh, yang engkau ketahui katakanlah dan janganlah engkau mengalungkan kalung keburukan pada manusia.”
Malik berkata, “ Di antara tanda kepandaian seorang alim adalah dia berkata “ AKU TIDAK TAHU “, karena hal itu bisa jadi lebih mendatangkan kebaikan baginya.” Wallahu a’lam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar